Thursday 23 March 2017

Laporan Praktikum KSP





LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN




Guru Pembimbing :
Budi Prihatin,S.Pd
Nama   :
Miga Hetty Mulia Sari
No. Absen: 22
Kelas   : XI-4


PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BOJONEGORO
Jl. panglima sudirman No. 28 Bojonegoro
2016/2017






I.                   JUDUL
Memperkirakan Terjadinya Endapan
II.                TUJUAN PRAKTIKUM
Memperkirakan terjadinya endapan secara teoritis dan melakukuan pengamatan secara langsung terhadap perkiraan yang dibuat, apabila dua larutan yang mengandung ion-ion yang sukar larut direaksikan.
III.             TEORI DASAR
Senyawa yang mempunyai Ksp adalah senyawa elektrolit yang sukar larut. Sedangkan senyawa elektrolit yang mudah larut seperti NaCl, Na2SO4, KOH, HCl, atau H2SO4 tidak mempunyai Ksp. Selain itu, senyawa yang sukar larut tetapi nonelektrolit seperti benzena, minyak atau eter juga tidak mempunyai Ksp. Harga hasil kali kelarutan (Ksp) suatu senyawa ionik yang sukar larut dapat memberikan informasi tentang kelarutan suatu senyawa tersebut dalam air. Semakin besar harga Ksp suatu zat, semakin mudah larut senyawa tersebut.  
Harga Ksp suatu zat dapat di gunakan untuk meramalkan terjadi tidaknya endapan suatu zat jika dua larutan yang mengandung ion-ion dari senyawa sukar larut dicampurkan. Hasil kali kelarutan dalam keadaan sebenarnya merupakan nilai akhir yang dicapai oleh hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai, sehingga hasil kali ion berbeda dengan hasil kali kelarutan, sistem itu akan berusaha menyesuaikan dirinya sendiri, sehingga hasil kali ion mencapai hasil kali kelarutan.
Jadi, jika hasil kali ion sengaja dibuat lebih besar dari hasil kali kelarutan mengakibatkan mengendapnya garam padat. Dan sebaliknya, jika hasil kali ion lebih kecil dari hasil kali kelarutan, kesetimbangan dalam sistem dicapai kembali dengan melarutnya sebagian garam padat ke dalam larutan.
Perlu diperhatikan, bahwa pengendapan sempurna suatu elektrolit yang sangat sedikit larut adalah tak mungkin, karena seberapa besarnya konsentrasi salah satu ion dinaikkan dengan sengaja, konsentrasi ion lainnya tidak dikurangkan sampai nol, karena hasil kali kelarutan merupakan nilai yang konstan. Kelarutan dari suatu garam adalah banyaknya garam yang dapat larut dalam suatu pelarut sampai garam tersebut tepat akan mengendap. Besarnya kelarutan dari suatu garam nilainya beragam untuk setiap macam garam dan merupakan salah satu sifat fisis dari garam tersebut.

IV.             PELAKSANAAN

Hari           : Rabu
Tanggal     : 22 Maret 2017
Waktu       : Jam pelajaran ke 7 dan 8
Tempat      : Laboratorium Kimia SMA N 1 Bojonegoro

V.                ALAT DAN BAHAN

Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
Tabung reaksi sedang
Rak tabung reaksi
Silinder ukur 10 ml
Pipet tetes
Gelas kimia
10 buah
1 buah
2 buah
2 buah
4 buah
Larutan Pb(NO3)2 0,01 M
Larutan CaCl2 0,01 M
Larutan BaCl2 0,01 M
Larutan KI 0,01 M
Larutan H2SO4 0,01 M
Akuades
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
50 ml

VI.             CARA KERJA

a.       Ke dalam gelas kimia yang berisi 10 mL akuades ditambahkan masing-masing 1 mL larutan Pb(NO3)2 0,01 M dan 1 mL larutan CaCl2  0,01 M. Amati yang terjadi. Apakah larutan menjadi keruh ?
b.      Ulangi percobaan dengan mengganti larutan CaCl2  0,01 M dengan larutan KI 0,01 M.
c.       Lakukan eksperimen dengan kombinasi seperti pada tabel berikut :

No.
Larutan yang direaksikan
Menurut perhitungan (terjadi/tidak terjadi endapan)
Hasil eksperimen (terjadi/tidak terjadi endapan)
1
 Pb(NO3)2 dengan CaCl2
Tidak mengandap
Tidak mengendap
2
 Pb(NO3)2 dengan KI
Tidak mengendap
Mengendap
3
 Pb(NO3)2 dengan H2SO4
Mengendap
Tidak mengendap
4
 CaCl2 dengan H2SO4
Tidak mengendap
Tidak mengendap
5
 BaCldengan H2SO4
Mengendap
Mengendap

Perkiraan didasarkan kepada perhitungan konsentrasi zat yang akan direaksikan dan dibandingkan dengan nilai Ksp yang terdapat pada tabel berikut :

Senyawa
PbCl2
PbI2
PbSO4
CaSO4
BaSO4
Ksp
2,0 x 10-5
7,1 x 10-9
1,6 x 10-8
2,0 x 10-5
1,0 x 10-10

Dalam percobaan ini akan dibuat perkiraan seperti pada contoh di atas, kemudian dilakukan eksperimen untuk menunjukan apakah perkiraan dengan perhitungan sesuai dengan fakta percobaan.


VII.          HASIL PERHITUNGAN

1)   Pb(NO3)2 dengan CaCl2
Pb(NO3)2  = 1 mL x 0,01 M
            = 0,01 mmol
Ion Pb2+    = 0,01 mmol
[Pb2+]        = 0,01 mmol
                       12 ml
= 8,3 x 10-4

CaCl2          = 1 mL x 0,01 M
     = 0,01 mmol
Ion 2Cl-    = 0,02 mmol
[2Cl-]        = 0,02 mmol
      12 ml
     = 1,6 x 10-3

PbCl2  (s) D Pb2+ (q)  + 2Cl(q)
Qsp PbCl2  = [Pb2+][Cl-]2
                 = (8,3 x 10-4) (1,6 x 10-3 )2
                         = (8,3 x 10-4)(2,56 x 10-6)
                   = 2,1 x 10-9
Ksp PbCl2  = 2,0 x 10-5

Ø  Qsp < Ksp , maka tidak dihasilkan endapan PbCl2

2)   Pb(NO3)2 dengan KI

Pb(NO3)2  = 1 mL x 0,01 M
      = 0,01 mmol
Ion Pb2+    = 0,01 mmol
[Pb2+]        = 0,01 mmol
                       12 ml
= 8,3 x 10-4

KI                 = 1 mL x 0,01 M
     = 0,01 mmol
Ion l-         = 0,01 mmol
[l-]             = 0,01 mmol
                       12 ml
      = 8,3 x 10-4

Pbl2  (s) D Pb2+ (q)  + 2l(q)
Qsp Pbl2      = [Pb2+][l-]2
                 = (8,3 x 10-4) (2 x 8,3-4) 2
     = (8,3 x 10-4)(1,6 x 10-6)
     = 1,3 x 10-9
Ksp Pbl2      = 7,1 x 10-9

Ø  Qsp < Ksp , maka tidak dihasilkan endapan Pbl2

3)   Pb(NO3)2 dengan H2SO4

      Pb(NO3)2  = 1 mL x 0,01 M
     = 0,01 mmol
Ion Pb2+    = 0,01 mmol
[Pb2+]        = 0,01 mmol
                       12 ml
           = 8,3 x 10-4

H2SO4      = 1 mL x 0,01 M
            = 0,01 mmol
Ion SO4-2  = 0,01 mmol
[SO4-2]      = 0,01 mmol
                       12 ml
      = 8,3 x 10-4

PbSO4  (s) D Pb2+ (q)  + SO4-2(q)
Qsp PbSO4                = [Pb2+][SO4-2]
                           = (8,3 x 10-4) (8,3 x 10-4)
                                      = 6,8 x 10-7
Ksp PbSO4                = 1,6 x 10-8

Ø  Qsp > Ksp , maka dihasilkan endapan PbSO4

4)   CaCl2 dengan H2SO4

CaCl2          = 1 mL x 0,01 M
           = 0,01 mmol
Ion Ca2+   = 0,01 mmol
[Ca2+]       = 0,01 mmol
                       12 ml
     = 8,3 x 10-4

H2SO4      = 1 mL x 0,01 M
     = 0,01 mmol
Ion SO4-2  = 0,01 mmol
[SO4-2]      = 0,01 mmol
                        12 ml
= 8,3 x 10-4


CaSO4  (s) D Ca2+ (q)  + SO4-2(q)
Qsp CaSO4                = [Ca2+][SO4-2]
                            = (8,3 x 10-4) (8,3 x 10-4)
                                          = 6,8 x 10-7
Ksp CaSO4                = 2,0 x 10-5

Ø  Qsp < Ksp , maka tidak dihasilkan endapan CaSO4

5)   BaCl2 dengan H2SO4

BaCl2          = 1 mL x 0,01 M
     = 0,01 mmol
Ion Ba2+   = 0,01 mmol
[Ba2+]       = 0,01 mmol
                       12 ml
     = 8,3 x 10-4

H2SO4      = 1 mL x 0,01 M
           = 0,01 mmol
Ion SO4-2  = 0,01 mmol
[SO4-2]      = 0,01 mmol
                        12 ml
      = 8,3 x 10-4

BaSO4  (s) D Ca2+ (q)  + SO4-2(q)
Qsp BaSO4                = [Ca2+][SO4-2]
                            = (8,3 x 10-4) (8,3 x 10-4)
                                          = 6,8 x 10-7
Ksp BaSO4                = 1,0 x 10-10

Ø  Qsp > Ksp , maka dihasilkan endapan BaSO4


VIII.       PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah akuades 50 ml, setiap gelas ukur diisi dengan 10 ml akuades dan ditambah dengan :

·         1 ml larutan Pb(NO3)2  dan 1 ml larutan CaCl2
·         1 ml larutan Pb(NO3)2 dan 1 ml larutan KI
·         1 ml larutan Pb(NO3)2 dan 1 ml larutan H2SO4
·         1 ml larutan CaCl2 dan 1 ml larutan H2SO4
·         1 ml larutan BaCldan 1 ml larutan H2SO4

Pada larutan pertama, praktikum dan perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa larutan tidak mengalami pengendapan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kesalahan pada praktikum larutan pertama.
Pada larutan kedua, praktikum dan perhitungan yang dilakukan tidak menunjukkan hasil yang sama, pada praktikum larutan mengalami pengendapan sedangkan pada perhitungan seharusnya larutan tidak mengendap. Hal ini menunjukkan terjadi kesalahan pada praktikum pembuatan larutan kedua, terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan hasil praktikum berbeda, misalnya pemasukan air yang salah pada gelas ukur, penggunaan pipet yang digunakan secara bergantian, dan dimungkinkan terjadinya pencampuran larutan yang salah.
Pada larutan ketiga, praktikum dan perhitungan yang dilakukan tidak menunjukkan hasil yang sama, pada praktikum larutan tidak mengalami pengendapan sedangkan pada perhitungan seharusnya larutan mengendap. Hal ini menunjukkan terjadi kesalahan pada praktikum pembuatan larutan ketiga, terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan hasil praktikum berbeda, misalnya pemasukan air yang salah pada gelas ukur, penggunaan pipet yang digunakan secara bergantian, dan dimungkinkan terjadinya pencampuran larutan yang salah.
Pada larutan keempat, praktikum dan perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa larutan tidak mengalami pengendapan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kesalahan pada praktikum larutan keempat.
Pada larutan kelima, praktikum dan perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa larutan mengalami pengendapan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kesalahan pada praktikum larutan kelima.

IX.             KESIMPULAN

Dari praktikum dan perhitungan yang telah dilakukan, terdapat perbedaan antara hasil praktikum dan perhitungan. tiga praktikum larutan terbukti benar dan terdapat kesalahan pada dua praktikum yang dilakukan. Kesalahan pada hasil praktikum bisa disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu pemasukan air yang salah pada gelas ukur, penggunaan pipet yang digunakan secara bergantian, dan dimungkinkan terjadinya pencampuran larutan yang salah.
Pada saaat kegiatan praktikum siswa diharuskan teliti dalam melakukan tata cara praktikum dan memerhatikan arahan dari guru maupun buku pegangan yang telah disediakan. Hal ini sangat penting untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan yang dapat terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kesalahan yang dihasilkan dalam praktikum adalah hasil dari ketidak telitian siswa dalam melakukan praktikum dan juga faktor lainnya.

X.                DAFTAR PUSTAKA

http://www.geschool.net/563625/blog/praktikum-hasil-kali-kelarutan-ksp
google.co.id