Wednesday 3 May 2017

Laporan Praktikum Kimia Sistem Koloid






LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
MENGAMATI SISTEM KOLOID





Guru Pembimbing :
Budi Prihatin,S.Pd
Nama   :
Miga Hetty Mulia Sari
No. Absen: 22
Kelas   : XI-4

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BOJONEGORO
Jln. Panglima Sudirman No. 28 Bojonegoro
2016/2017

 
I.                   JUDUL
Mengamati Sistem Koloid
II.                TUJUAN PRAKTIKUM
Mengamati dan membedakan koloid dari tampilan fisik (kenampakannya) serta beberapa sifatnya secara umum.
III.             TEORI DASAR

A.       Sistem Dispersi
Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke zat yang lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi, dengan air sebagai “medium pendispersi” dan tepung kanji disebut “zat terdispersi”. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1.      Koloid
Koloid mempunyai ukuran partikel yang berkisar 1-100 nm (nano meter ) dan memunyai penampilan fisik  Keruh-Jernih, partikel  terdispersi  hanya dapat di amati Microskop Ultra dan Bersifat Heterogen mempunyai kestabilan sukar terpisah  dan tidak dapat di saring. Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloit pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya pada gelatin yang merupakan Kristal tetapi sukar mengalami difusi. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atausistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari pada larutan.



Berikut tabel beberapa jenis koloid.

Fase Terdispersi
Medium pendispersi
Jenis Koloid
Contoh
Padat
Cair
Gas
Padat
sol padat
emulsi padat
busa padat
Mutiara, kaca warna
Keju, mentega
Batu apung, kerupuk
Padat
Cair
Gas
Cair
Sol, gel
Emulsi
Busa
Pati dalam air,cat, jeli
Santa, susu, mayones
Krim, pasta
Padat
Cair
Gas
Aerosol padat
Aerosol cair
Debu, asap
Kabut, awan

2.      Suspensi
Suspensi mempunyai ukuran yang berbeda dengan koloid, suspense memiliki ukuran >100 nm , penampilan fisisnya keruh, dan artikel terdispersinya dapat di amati denagan mata telanjang , bersifat heterogen , mengendap dan dapat disaring. Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang relative berukuran besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupaka campuran yang heterogen, sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur ke dalam air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel – partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan dengan mata telanjang
3.      Larutan
Larutan mempunyai ukuran < 100 nm, penampilan fisisnya jernih, partikel terdispersi tidak dapat di amati melalui Microsoft ultra , bersifat homogen tidak dapat terpisah dalam artia sangat stabil dan tidak dapat disaring.  Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati antara partiel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunaan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Tingkat ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion, sehingga larutan merupakan campuran yang homogen yang susah dipisahkan menggunakan penyaringan dan alat sentrifuge.
B.     Sifat – sifat umum Koloid

1.       Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid.  Bila seberkas sinar dilewatkan pada supspensi (dispersi pasir dalam air),  koloid (air teh), dan larutan (gula dalam air), dan dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka lintasan cahaya akan terlihat jejaknya pada suspensi dan koloid, sedangkan larutan tidak akan tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya yang dihamburkan oleh partikel-partikelnya dimana pada saat itu melewati suspensi atau koloid, sedangkan pada larutan tidak. Partikel koloid dan suspensinya cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya. Penerapan Efek Tyndall kehidupan sehari-hari. Contoh Efek Tyndall adalah :
·         Sorot lampu mobil atau senter di udara berkabut
·         Pada sore hari munculnya warna biru dan jingga 
·         Sinar matahari melalui celah-celah dari daun pada waktu pagi hari

2.      Gerak Brown 
Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak. Apabila dispersi koloid diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran tinggi, akan terlihat adanya partikel yang bergerak dengan arah yang acak atau tidak beraturan, gerakan-gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Kejadian tersebut berulang secara terus-menerus, dan itu terjadi akibat ukuran partikel terdispersi yang relatif besar dibanding medium pendispersinya. Adapun gerak Brown ini mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun ukuran yang relatif besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secara terus menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti. Penerapan Gerak Brown dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Gerak Brown adalah susu.
3.      Adsorpsi 
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorbsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan negatif.  Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya elektron yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi partikel koloid yang bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam medan listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub yang bermuatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid. Penerapan Adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Adsorpsi adalah :
·         Penjernihan air dengan menggunakan tawas
·         Penjernihan air tebu dalam pembuatan gula 
·         Penyembuhan sakit perut dengan norit akibat dari bakteri patogen 
·         Pencelupan serat wol pada proses pewarnaan 

4.      Koagulasi 
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan. Darah merupakan sol butir-butir darah merah yang terdispersi dalam plasma darah, bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan agar-agar akan mengumpal bila didinginkan. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi. Hal-hal yang dapat menyebabkan koagulasi adalah :
·         Pencampuran Koloid yang Berbeda Muatan. Bila sistem koloid yang berbeda muatan dicampurkan akan terjadi koagulasi dan akhirnya mengendap. Misalnya sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mengalami koagulasi bila dicampur sol As2S3.Dengan adanya peristiwa tersebut maka bila anda mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang satu merupakan koloid negatif dan yang lain merupakan koloid positif, jangan sampai dicampurkan karena dapat terkoagulasi. 
·         Adanya Elektrolit. Bila koloid yang bermuatan positif dicampurkan dengan suatu larutan elektrolit maka ion-ion negatif dari larutan elektrolit tersebut akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid tersebut, dan akibatnya ukuran koloid menjadi sangat besar dan akan mengalami koagulasi. Sebaliknya, koloid negatif akan menyerap ion-ion positif dari suatu larutan elektrolit. 
Penerapan Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh koagulasi adalah :
·         Penjernihan air 
·         Proses penggumpalan debu atau asap pabrik
·         Pengolahan karet dengan lateks
·         Pembentukan delta di muara 
·         Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3 + atau Al3

5.      Elektroforesis
Elektroforesis adalah Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik. Manfaat Elektroforesis ini ada pada proses pemisahan potongan-potongan gen pada proses bioteknologi, penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang disebut dengan pesawat cottrel. Koloid logam atau basa umumnya mengadsorbsi ion-ion logam pada saat proses pembentuk sehingga akan menjadi bermuatan positif. As2S3 dan kelompok koloid sulfida lainnya, dimana pada umumnya mengadsorbsi ion negatif, sehingga akan menjadi koloid negatif.
Penerapan Elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Elektroforesis adalah:
·         Identifikasi DNA 
·         Mendeteksi kelainan genetic
·         Proses penyaringan debu pabrik 

6.      Koloid Pelindung 

Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya. Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari adalah :
·         Penambahan minyak silikon pada cat
·         Penambahan kasein pada susu 
·         Penambahan gelatin pada es krim 
·         Penambahan lestin pada margarin 

7.      Dialisis 

               Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermeabel dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Bila kantong semipermeabel tersebut dimasukkan ke dalam aliran air, maka ion-ion yang keluar dari membran semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung semipermeabel. Penerapan Dialisis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Dialisis adalah :
·         Proses cuci darah 
·         Memisahkan ion-ion sianida dan tepung tapioka

IV.             PELAKSANAAN

Hari           : Rabu
Tanggal     : 03 Mei 2017
Waktu       : Jam pelajaran ke 7 dan 8
Tempat      : Laboratorium Kimia SMA N 1 Bojonegoro

V.                ALAT DAN BAHAN

Alat
Jumlah
Bahan
Gelas kimia 100 cm3
Lampu senter
Corong
Erlenmeyer
Kertas saring
Spatula
4 buah
1 buah
4 buah
4 buah
4 buah
1 buah
Gula pasir
Susu kental manis
Santan bubuk
Pasir

VI.             CARA KERJA

a.       Siapkan 4 gelas kimia dan isilah dengan air kira kira setengahnya
b.      Larutkan satu spatula gula pasir ke dalam gelas kimia 1, satu spatula susu kental manis ke dalam gelas kimia 2, satu spatula santan bubuk ke dalam gelas kimia 3, dan satu spatula pasir ke dalam gelas kimia 4.
c.       Sorotlah setiap larutan dengan senter. Amati jalannya sinar pada setiap larutan. Catat hasil pengamatan Anda.
d.      Saringlah keempat larutan dengan kertas saring dan tamping hasil saringannya di dalam erlenmeyer. Amati apakah ada residu yang tertinggal pada kertas saring dan filtrat hasil saringan dalam erlenmeyer.



VII.          HASIL PENGAMATAN

Sistem Dispersi
Sebelum disaring
(kekeruhan, kestabilan, jalannya sinar)
Sesudah disaring
(kekeruhan dan jalannya sinar)
Penyaringan (ada tidaknya residu, kondisi filtrat)
Kestabilan
(mudah mengendap atau tidak)
Larutan
(air + gula)
Tidak keruh, stabil, tembus sinar dan menyebar
Tidak keruh, tembus sinar dan menyebar
Tidak ada residu
Tidak mengendap
Koloid
(air + susu)
Keruh, stabil, dan tidak tembus sinar
Keruh dan tidak tembus sinar
Ada residu
Tidak mudah mengendap
suspensi
(air + pasir)
Keruh, tidak stabil, tembus sinar dan menyebar, terlihat adanya gerakan partikelnya
Tidak keruh, tembus sinar dan menyebar, terlihat adanya gerakan partikelnya
Ada residu
Mudah mengendap
Koloid (air + santan bubuk)
Keruh, stabil, dan tidak tembus sinar
Keruh dan tidak tembus sinar
Ada residu
Tidak mudah mengendap





VIII.       PEMBAHASAN

Ø  Larutan (air + gula)
Mula – mula air diisi ke gelas kimia kira kira setengah gelas dan masukkan 3 spatula gula. Pada  saat belum disaring, larutan gula tidak keruh dan dalam keadaan stabil. Lalu, sesudah disaring larutan gula tidak keruh dan juga tembus cahaya, sinarnya menyebar. Padaa saat penyaringan kondisi filtrat bening dan  tidak ada residu. Kestabilan larutan gula yaitu tidak mengendap melainkan larut.
Ø  Koloid (air + susu)
Mula – mula air diisi ke gelas kimia kira kira setengah gelas  dan masukkan 3 spatula susu kental manis. Pada saat belum disaring koloid air ditambah dengan susu dan menjadi keruh serta dalam keadaan stabil. Lalu, sesudah disaring koloid air dengan susu keruh tidak tembus cahaya atau sinar. Padaa saat penyaringan kondisi filtrat keruh dan terdapat residu. Kestabilan koloid air ditambah dengan susu yaitu tidak mudah mengendap (butuh waktu yang lama agar mengendap).
Ø  Suspensi (air + pasir)
Mula – mula air diisi ke gelas kimia kira kira setengah gelas dan masukkan 3 spatula pasir. Pada saat belum disaring suspensi air ditambah dengan pasir dan menjadi keruh serta dalam keadaan tidak stabil. Lalu, sesudah disaring suspensi air yang ditambah dengan pasir menjadi tidak keruh, tembus cahaya dan sinarnya menyebar serta terlihat adanya gerakan partikelnya. Padaa saat penyaringan kondisi filtrat ada residu. Kestabilan suspensi air ditambah dengan pasir yaitu mudah mengendap.
Ø  Koloid (air + santan bubuk)
Mula – mula air diisi ke gelas kimia kira kira setengah gelas  dan masukkan 3 spatula santan bubuk. Pada saat belum disaring koloid air ditambah dengan santan dan menjadi keruh serta dalam keadaan stabil. Lalu, sesudah disaring koloid air dengan santan keruh tidak tembus cahaya atau sinar. Padaa saat penyaringan kondisi filtrat keruh dan terdapat residu. Kestabilan koloid air ditambah dengan santan yaitu tidak mudah mengendap (butuh waktu yang lama agar mengendap).

IX.             KESIMPULAN

v  Air + gula adalah Larutan yang stabil, filtrat bening, tidak beresidu, dan tembus sinar yang menyebar serta tidak mengendap.
v  Air + susu adalah koloid yang stabil, filtrat keruh, beresidu, dan tidak tembus sinar serta tidak mudah mengendap.
v  Air + pasir adalah suspensi yang tidak stabil, filtrat tidak keruh, tembus sinar, beresidu, sinar menyebar dan terlihat gerakan partikelnya serta mudah mengendap.
v  Air + santan bubuk adalah koloid yang stabil, filtrat keruh, beresidu, dan tidak tembus sinar serta tidak mudah mengendap.

X.                DAFTAR PUSTAKA


http://mengetahuimemahamimencintai.blogspot.co.id/2012/04/sistem-dispersi.html